A. Atom, Ion, dan Molekul
Atom, Ion, dan Molekul. Partikel materi adalah bagian terkecil dari
suatu materi. Setiap materi mengandung partikel-partikel kecil yang
menyusun zat tersebut yang dapat berupa atom, ion, dan molekul. Sampai
saat ini belum ada yang mengetahui bentuk partikel terkecil zat, para
ilmuwan berupaya mengembangkan beragam modelnya dari data yang mereka
kumpulkan. Setiap zat yang berbeda disusun oleh partikel-partikel
terkecil yang berbeda pula. Misalnya, air disusun oleh partikel-partikel
terkecil yang berbeda dengan partikel-partikel terkecil yang menyusun
gula pasir.
Sekitar 450 tahun sebelum Masehi ahli filsafat Yunani Leucippus dan
Democritus menyatakan bahwa semua materi disusun oleh partikel-partikel
yang sangat kecil sekali dan tak dapat dibagi-bagi lagi yang disebut
atom. Atom berasal dari bahasa Yunani, yakni atomos ( a: tidak dan
tomos: terbagi). Pada tahun 1808 seorang guru kimia dari Inggris John
Dalton (1766-1844) mengajukan pemikiran tentang atom yang dikenal dengan
istilah “model atom Dalton” dengan intisari sebagai berikut:
- Setiap unsur terdiri atas partikel-partikel terkecil yang tak dapat dibagi-bagi lagi, disebut atom.
- Semua atom dari unsur yang sama memiliki ukuran dan massa yang sama. Atom-atom dari unsur yang berbeda memiliki massa yang berbeda pula. Dengan demikian, banyaknya macam atom sama dengan banyaknya macam unsur.
- Atom-atom tidak dapat dirusak . Atom-atom tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan melalui reaksi kimia.
- Melalui reaksi kimia, atom-atom dari pereaksi akan memiliki susunan yang baru dan akan saling terikat satu sama lain dengan rasio atau perbandingan bilangan tertentu.
a. Atom
Atom merupakan bagian terkecil dari unsur. Atom bersifat tidak bermuatan (netral). Setiap unsur terdiri dari sejenis atom, artinya bahwa atom-atom unsur yang sama mempunyai sifat yang sama. Oleh sebab itu, atom unsur diberi lambang yang sama dengan lambang unsurnya. Jadi, atom nitrogen diberi lambang N dan atom karbon dengan lambang C. Atom unsur yang satu berbeda dengan atom unsur yang lainnya. Perbedaan itu dapat diibaratkan bahwa butir-butir jagung tidak sama dengan butir-butir beras.
b. Molekul
Atom-atom memiliki kecenderungan stabil dengan cara mengikat atom lain yang sama atau tidak sama. Molekul yang terdiri dari atom-atom yang sama kita sebut molekul unsur, sedangkan yang terdiri dari atom-atom yang berbeda disebut molekul senyawa.
Contoh:
- molekul unsur : molekul O2 , molekul H2 , molekul N2 , molekul Cl2 .
- molekul senyawa : molekul air (H2 O); molekul gula (C6 H12 O6 ); molekul garam dapur NaCl
c. Ion
Ion adalah atom atau molekul yang bermuatan listrik, dapat positif maupun negatif. Ion bermuatan negatif disebut anion, terjadi karena atom atau molekul menangkap elektron, satu atau lebih. Sedangkan ion yang bermuatan positif disebut kation, terjadi karena atom atau molekul melepaskan satu atau lebih elektron. Ion yang terdiri dari satu atom disebut ion tunggal, dan ion yang terdiri dari dua atom atau lebih disebut ion poliatom.
Ion tunggal dan poliatom | |||
---|---|---|---|
Kation | Anion | ||
Tunggal | Poliatom | Tunggal | Poliatom |
Na+ | NH4+ | Cl - | NO3 - |
K + | - | Br - | SO4 2- |
Mg2 + | - | S2 - | PO4 3- |
Al3+ | - | S3 - | OH |
H + | - | - | CO3- |
Ca+ | - | - | - |
1. Pembuatan detergen
Oleh karena berkurangnya tanaman yang menghasilkan minyak sementara jumlah penduduk semakin banyak maka kebutuhan manusia akan sabun tidak tercukupi. Melalui kemajuan teknologi, ditemukanlah bahan pencuci sintetis, yaitu detergen. Ada dua jenis detergen sebagai berikut.
- Detergen keras: sukar diuraikan oleh bakteri sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan.
- Detergen lunak: dapat diuraikan oleh bakteri sehingga tidak terlalu menimbulkan pencemaran.
Adapun bahan pembuat detergen adalah sebagai berikut.
a. Bahan penurun tegangan permukaan
Bahan penurun tegangan permukaan digunakan untuk memudahkan mengikat kotoran dan menimbulkan busa, antara lain sebagain berikut.
- Alkil Benzen Sulfonat (ABS) + NaOH menghasilkan Natrium Alkil Benzen Sufonat (detergen keras).
- Lauril Asam Sulfat (LAS) + NaOH menghasilkan Natrium Lauril Sulfat (detergen lunak)
b. Bahan penunjang
Bahan penunjang pada detergen digunakan STPP (Sodium Tri Poli Phosphat/Natrium Tri Poli Phosphat) berfungsi menunjang kerja bahan penurun tegangan permukaan.
c. Bahan pengisi
Bahan pengisi detergen digunakan untuk memperbesar volume materi.
b. Bahan pengikat
Sebagai bahan pengikat digunakan air, yaitu untuk mencampurkan semua bahan (media).
b. Bahan tambahan
Sebagai bahan tambahan digunakan CMC (Carboxy Metyl Cellulose), agar kotoran yang terikat detergen tidak melekat kembali ke bahan yang dicuci.
b. Bahan pewangi dan pewarna
Bahan pewangi dan pewarna digunakan agar detergen mempunyai warna dan aroma yang spesifik untuk membedakan dengan merk lain dan sesuai dengan warna dan aroma yang diminati konsumen. Semua bahan dicampur dan dapat dibentuk pasta (krim) atau disemprotkan lewat menara sehingga menghasilkan butiran-butiran.
2. Pembuatan margarin
Proses pembuatan margarin adalah sebagai berikut.
a. Minyak cair + soda kaustik encer akan didapat minyak cair yang bebas dari asam,
warna, dan zat lain yang mengganggu.
b. Minyak cair hidrogenasi__> lemak
Keterangan:
Jumlah soda kaustik encer yang dibutuhkan, disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai hasil analisis (pengalaman hasil pengamatan). Caustik soda (NaOH) dan asam bebas pada minyak membentuk lapisan sabun yang mudah dipisahkan dengan minyaknya (selanjutnya minyak dicuci dengan air sampai bebas dari sabun dan NaOH. Jika minyak yang didapat berwarna, maka warna tersebut dapat dihilangkan dengan tanah adsorben, kemudian disaring dengan penekanan/ditekan. Minyak yang didapat di hidrogenasi sehingga didapat margarin.
Tahap selanjutnya, menghilangkan bau dengan mengalirkan uap air panas ke dalam minyak
hasil hidrogenasi dalam ruang hampa pada suhu + 200oC.
Agar rasanya lebih enak dan menarik margarin hasil hidrogenasi diberi tambahan zat-zat
aditif seperti air, garam, pewarna, dan penyedap bau.
3. Pembuatan air murni
Sebagai bahan pelarut, air murni sangat dibutuhkan pada pembuatan bahan-bahan kimia. Proses pembuatan air murni sebagai berikut.
Rangkaian alat pembuatan air murni
Air pada labu didih dipanaskan hingga mendidih. Uap yang terjadi dialirkan ke pipa pendingin. Pada pipa pendingin uap air mengembun. Uap air yang mengembun adalah air murni.
4. Pembuatan asam sulfat
Pembuatan asam sulfat dapat dilakukan dengan proses kamar timbal sebagai berikut.
- Membakar belerang atau pirit, sehingga dihasilkan SO2
- SO2 dialirkan ke ruangan penangkap debu untuk membersihkan SO2
- Gas SO2 panas dialirkan ke ruangan berturut-turut: menara glover, kamar timbal, menara Guy Lussac
2S + 3O2 + 2H2 O --> 2H2 SO45. Pembuatan garam dapur
Garam dapur digunakan oleh ibu-ibu bumbu masak. Garam dapur berasa asin, masakan yang kurang garam berasa hambar. Molekul garam dapur terdiri dari satu atom natrium (Na) yang bergabung dengan satu atau chlor (Cl) menjadi molekul NaCl. Pembuatan garam dapur dapat dilakukan dengan proses sebagai berikut.
- Air laut masuk ke kolam/tambak penampungan air laut, saat terjadi pasang naik.
- Air laut yang sudah masuk kolam, mengalami pemanasan oleh sinar matahari, sehingga didapat kristal-kristal garam dapur NaCl yang belum steril.
- Kristal garam dapur diambil di proses di pabrik guna sterilisasi dan pembersihan.
Molekul Unsur dengan Molekul Senyawa
Molekul termasuk partikel yang terdiri atas atom-atom yang bergabung oleh adanya gaya ikat elektrostatistik. Atom-atom yang membentuk molekul dapat sejenis/sama dapat juga tidak sejenis. Perhatikan tabel berikut ini untuk dapat membandingkan molekul unsur dengan molekul senyawa.
Molekul Unsur
Atom-atom sejenis yang bergabung | Nama | Molekul yang terbentuk ditulis | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
- | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | ||
1. | O | O | - | - | - | - | - | - | oksigen | |
2. | H | H | - | - | - | - | - | - | hidrogen | |
3. | N | N | - | - | - | - | - | - | nitrogen | |
4. | Br | Br | - | - | - | - | - | - | bromin | |
5. | F | F | - | - | - | - | - | - | iodium | |
6. | I | I | - | - | - | - | - | - | flourin | |
7. | O | O | O | - | - | - | - | - | ozon | |
8. | P | P | P | P | - | - | - | - | fosforus | |
9. | S | S | S | S | S | S | S | S | belerang |
Molekul yang terdiri atas atom-atom sama/sejenis disebut molekul unsurDari tabel di atas tampak bahwa molekul unsur ada yang terdiri dari 2 atom, ada yang 3 atom, ada yang 4 atom, ada yang 8 atom, bahkan ada yang terdiri atas atom-atom yang jumlahnya sangat banyak karena berapapun jumlah atomnya akan membentuk satu molekul sehingga disebut molekul raksasa, seperti yang terjadi pada karbon (C), silikon (Si) dan Germanium (Ge).
Molekul senyawa
Molekul yang terdiri atas dua atom atau lebih yang berbeda jenisnya disebut molekul senyawa.sumber : http://www.mediabelajar.info/2013/11/atom-ion-molekul.html
B. Sifat Bahan & Pemanfaatannya dalam Kehidupan
Dalam bab ini akan dibahas sifat
bahan-bahan di sekitar kita dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
A. Bahan Serat
Istilah serat sering dikaitkan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan tekstil
(bahan pembuat pakaian).
Secara kimiawi serat adalah suatu polimer.
Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan menjadi serat alami
(polimer alami) dan serat sintetis (polimer sintetis).
1) Serat Alami
Bahan serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral.
- Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan, misalnya dari kapas, kapuk, dan rami. Contoh tekstil dari selulosa adalah katun dan linen.
- Serat hewan berupa serat protein dapat diperoleh dari rambut domba, benang jala yang dihasilkan oleh laba laba, dan kepompong ulat sutera. Contoh tekstil dari serat protein yaitu wol dan sutera.
- Serat mineral, umumnya dibuat dari mineral asbetos.
2) Serat Sintetis
Serat sintetis merupakan serat yang dibuat oleh manusia, bahan
dasarnya tidak tersedia secara langsung dari alam. Contoh kain yang terbuat
dari serat sintetis adalah :
- Rayon
- Polyester
- Dakron
- Nilon
3) Serat Campuran
Penggunaan bahan-bahan alami dan sintetis dapat dicampurkan untuk
memperbaiki kualitas bahan. Contoh tekstil dari bahan serat campuran adalah :
- TC (Tetoron Cotton) campuran dari polyester dan katun.
- TR (Tetoron Rayon) campuran dari polyester dan rayon.
Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada
ciri-ciri seratnya antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran
atau elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri dari bahan serat dapat
dilakukan dengan analisis pembakaran.
Karakteristik bahan serat :
- Serat kapas dari selulosa (kapas) memiliki karakteristik bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur dan mudah terbakar. Kalau terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas, dan meninggalkan abu berwarna kelabu.
- Serat linen dibandingkan dengan katun mempunyai ciri lebih halus, lebih kuat, berkilau lembut, kurang elastis, mudah kusut, tidak tahan seterika panas. Serat linen mudah terbakar, bila terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas terbakar, dan meninggalkan abu berwarna kelabu.
- Serat sutera mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, dan kurang tahan terhadap sinar matahari. Mempunyai daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, sukar terbakar, cepat padam, berbau seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, dan mudah dihancurkan.
- Serat wool, mempunyai ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri. Pada pembakaran terbentuk gumpalan hitam dan berbau rambut terbakar.
- Serat asbes umumnya mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, daya mulurnya sangat rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat tahan panas dan api, dan tahan cuaca. Serat asbes merupakan penghantar listrik dan panas yang jelek, sehingga mineral asbes banyak dimanfaatkan untuk pelapis kabel listrik, sarung tangan, dan tirai.
- Serat nilon mempunyai ciri sangat kuat, ringan dan berkilau, elastisitas sangat kuat, tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan jamur dan bakteri. Nilon tidak tahan panas, mudah terbakar, meleleh bila dibakar, berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran keras yang berwarna cokelat.
- Serat polyester mempunyai ciri elastisitasnya tinggi sehingga tidak mudah kusut, tahan terhadap sinar matahari, tahan suhu tinggi, daya serap air yang rendah, tahan terhadap jamur, bakteri, dan serangga. Apabila dibakar polyester mudah terbakar, tetapi apinya cepat padam, meninggalkan tepi yang keras dan berwarna cokelat muda.
- TC (Tetoron Cotton) dan TR (Tetoron Rayon) mempunyai ciri kurang dapat menyerap keringat dan agak panas di badan, tidak susut dan mengembang, apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang.
B. Bahan Karet
Karet dihasilkan oleh pohon karet (Hevea brasiliensis) berupa getah seperti susu
yang disebut lateks.
Lateks diperoleh dengan cara menyadap, yaitu dengan menyayat kulit
pohon atau pada bagian kortek tumbuhan tersebut.
Secara kimiawi karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang merupakan
polimer alam hasil penggumpalan lateks alam dan merupakan makromolekul poliisoprena (C5H8)n.
Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi,
batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene.
Banyak dari karet sintetis adalah kopolimer,
yaitu polimer yang terdiri dari lebih dari satu jenis monomer. Karet sintetis
dapat diubah susunannya sehingga diperoleh sifat yang sesuai dengan
kegunaannya.
Berikut beberapa jenis karet sintetis dengan sifat dan kegunaannya.
- NBR (Nytrile Butadiene Rubber). NBR memiliki ketahanan yang tinggi terhadap minyak, digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak, membran, seal, gaskot, serta peralatan lain yang banyak dipakai dalam kendaraan bermotor.
- CR (Chloroprene Rubber), CR dengan ciri tahan terhadap nyala api, digunakan sebagai bahan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gaskot, dan sabuk pengangkut.
- IIR (Isobutene Isoprene Rubber), IRR mempunyai sifat kedap air, digunakan untuk bahan ban bermotor, pembalut kawat listrik, pelapis bagian dalam tangki, tempat penyimpan lemak dan minyak.
C. Bahan Tanah Liat dan Keramik
Tanah liat merupakan bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan keramik.
Secara kimiawi tanah liat termasuk hidrosilikat
alumina.
Sifat fisik tanah liat yaitu plastis bila keadaan basah, keras bila
kering, dan bila dibakar menjadi padat dan kuat.
Secara umum barang-barang yang dibuat dari tanah liat dinamakan
keramik.
Namun, saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
Keramik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1) Keramik tradisional
Keramik tradisional bahan bakunya dari tanah liat.
Keramik tradisional bahan bakunya dari tanah liat.
Berdasarkan komposisi tanah liat dan suhu pembakarannya, keramik
tradisional dibedakan menjadi tembikar (terakota), gerabah (earthenware), keramik
batu (stoneware), dan porselen (porcelain).
- Terakota atau tembikar adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan pembakaran sekitar 1000oC.
- Gerabah adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan pembakaran 1200oC.
- Keramik batu adalah tanah liat dengan campuran bahan lain diantaranya kuarsa dan air, dibakar sampai suhu 1200oC-2000oC.
- Porselin dibuat dari bahan yang mirip dengan keramik tetapi baru mulai matang pada pembakaran 15000oC.
2) Keramik halus
Keramik halus atau keramik teknik yang bahan bakunya dari oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO, dan lainnya).
Keramik halus atau keramik teknik yang bahan bakunya dari oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO, dan lainnya).
Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen pemanas, semikonduktor,
komponen turbin, dan pada bidang medis.
Peralatan yang diperlukan untuk membuat keramik, antara lain :
- Mixer (untuk mengaduk bahan keramik)
- Glasir (berfungsi mengkilapkan)
- Cetakan gypsum
- Penggiling glasir
- Rak pengering
- Pencelup glasir
- Oven atau tungku pemanas
Teknik Pembuatan Keramik
Pembuatan keramik umumnya dilakukan dengan tiga teknik pembentukan keramik,
yaitu:
- Pembentukan tangan langsung (hand building).
- Teknik putar (throwing), dan
- Teknik cetak (casting).
Langkah-langkah pembuatan keramik sebagai berikut :
Tahap pembentukan, yaitu tahap pengubahan tanah liat plastis menjadi benda-benda
yang dikehendaki.
- Pengeringan, bertujuan untuk menghilangkan air yang terikat pada badan keramik.
- Pembakaran, yaitu proses mengubah bahan yang rapuh menjadi bahan yang padat, keras, dan kuat.
- Glasir, untuk melapisi permukaan keramik melalui proses pengeringan. Glasir merupakan material yang terdiri atas beberapa bahan tanah atau batuan silikat yang akan membuat permukaan keramik seperti gelas yang mengkilap.
- Tahap pelukisan untuk memberikan hiasan dengan motif-motif yang menarik.
- Pembakaran kembali dalam oven dengan suhu lebih kurang 800o C.
- Pengemasan sesuai permintaan.
D. Bahan Gelas
Bahan gelas dan kaca yang digunakan oleh
masyarakat prasejarah berasal dari kaca alami yang disebut obsidian.
Obsidian adalah produk sampingan alami
dari letusan gunung berapi berupa benda yang tajam, mengkilap dengan warna
hitam, orange, abu-abu, atau hijau.
Menurut catatan sejarah, kaca sudah
diproduksi sejak tahun 4 SM (Sebelum Masehi) yaitu dengan bahan pasir kuarsit
yang dipanaskan sampai meleleh kemudian dibiarkan dingin, dan terbentuklah
benda keras yang tembus pandang.
Bahan baku pembuatan kaca ada dua
kelompok yaitu :
- Bahan yang dibutuhkan dalam jumlah besar meliputi pasir silika, soda abu, batu kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet).
- Bahan yang dibutuhkan dalam jumlah kecil meliputi natrium sulfat, natrium bikromat, selenium dan arang. Pasir silika, batu kapur dan feldspar sangat melimpah di Indonesia.
Gelas aman digunakan sebagai kemasan karena beberapa
sifat unggul berikut :
- Kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme.
- Tidak dapat bereaksi dengan barang yang dikemas (bahan kimia).
- Dapat didaur ulang.
- Dapat ditutup kembali setelah dibuka.
- Tembus pandang sehingga isinya dapat dilihat.
- Memberikan nilai tambah bagi produk (nilai estetika).
- Kaku dan kuat sehingga dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan.
- Gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa mengalami kerusakan.
Jenis kaca berbeda memiliki
karakteristik fisik yang berbeda. Salah satu sifat fisik kaca adalah densitas
atau kepadatan. Kepadatan adalah massa persatuan volume.
Keterangan :
ρ =
Massa Jenis (kg/m3 atau g/cm3)
m =
Massa benda (kg atau gram)
v =
Volume benda (m3 atau cm3)
E. Bahan Kayu
Tumbuhan di sekitar kita terdiri atas kelompok tumbuhan batang basah yang disebut herbaceus dan tumbuhan batang berkayu
yang disebut lignosus. Selanjutnya,
kelompok tumbuhan batang berkayu dibedakan antara perdu dan pohon. Pada umumnya
kayu yang digunakan sebagai bahan untuk berbagai keperluan diperoleh dari kelompok
tumbuhan berkayu berupa pohon.
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan,
mulai dari peralatan masak seperti sendok kayu, perabot (meja, kursi), bahan
bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, alat transportasi
(perahu), dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan
rumah tangga, aksesoris, dan cindera mata.
Kayu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan karena
mengandung komponen penting yaitu selulosa, lignin, dan senyawa ekstraktif
(senyawa tertentu yang dapat diambil dari kayu).
- Selulosa merupakan senyawa polimer turunan dari glukosa, dapat mencapai 70% dari berat kayu. Selulosa merupakan bahan utama pembuatan kertas dan tekstil.
- Lignin merupakan komponen pembentuk kayu, meliputi 18-28% berat kayu. Secara kimiawi, kayu keras dan kayu lunak dibedakan pada jumlah dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.
- Senyawa ekstraktif dapat berupa zat warna, getah, resin, lilin, dan lainnya, yang jumlah dan jenisnya tergantung spesies pohonnya. Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi kayu dari hama. Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan nonkayu.
Pemanfaatan kayu disesuaikan dengan
sifat-sifatnya. Kayu dari jenis pohon yang berbeda mempunyai sifat yang
berbeda. Pengenalan atas sifat-sifat akan sangat membantu dalam menentukan
jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu.
Berikut beberapa sifat kayu :
1) Bobot dan Berat Jenis
Bobot suatu jenis kayu bergantung pada
kandungan zat kayu, jumlah poripori, zat ekstraktif, dan kadar air. Bobot kayu
ditunjukkan dengan berat jenis (BJ) kayu, dan dipakai sebagai patokan kualitas
kayu. Berdasarkan berat jenisnya, kayu digolongkan menjadi empat, yaitu: sangat
berat dengan BJ > 90; berat dengan BJ 0,75-0,90; sedang dengan BJ 0,60-0,75;
dan ringan dengan BJ <60. Berat jenis berhubungan dengan kekuatan kayu. Pada
umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu tersebut semakin kuat pula.
2) Keawetan
Keawetan adalah daya tahan kayu terhadap
serangan hama dan penyakit perusak kayu, misalnya serangga dan jamur. Keawetan
kayu disebabkan kandungan senyawa ekstraktif di dalam kayu. Kayu jati memiliki
senyawa ekstraktif tectoquinon, kayu ulin mengandung silika. Kedua jenis kayu
tersebut memiliki tingkat keawetan yang tinggi.
3) Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya
disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna kayu juga
dipengaruhi oleh posisinya dalam batang, umur pohon dan lingkungan. Kayu dari
pohon yang tua warnanya lebih gelap dari kayu yang masih muda meskipun jenisnya
sama. Kayu kering warnanya berbeda dengan kayu basah.
4) Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif serat
kayu, yang teksturnya kasar, sedang, dan halus. Arah serat adalah alur-alur
yang terdapat pada permukaan kayu terhadap sumbu batang. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin
dan serat diagonal (serat miring).
5) Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh
pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak, dan
lainnya). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu,
kadar air, dan kadar zat ekstraktif dalam kayu.
6) Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu
lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang
merangsang. Untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu
benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kayu kulim) dan bau zat penyamak
(kayu jati).
7) Nilai Dekoratif
Nilai dekoratif berhubungan dengan keindahan.
Nilai dekoratif kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat,
tekstur, dan pemunculan pola-pola tertentu.
8) Kekerasan atau Densitas
Kekerasan kayu berhubungan langsung dengan
bobot kayu. Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu yang berat. Kayu-kayu yang
ringan termasuk kayu yang lunak.
Berdasarkan kekerasannya kayu digolongkan menjadi dua, yaitu kayu
lunak (soft wood) dan kayu keras (hard wood).
- Kayu lunak yaitu kayu yang yang berasal dari tumbuhan yang berdaun seperti jarum misalnya pinus. Ciri fisik kayu lunak memiliki lubang pori-pori besar.
- Kayu keras berasal dari tumbuhan yang daunnya lebar misalnya jati dan mahoni. Ciri fisik kayu keras adalah serat kayunya berbentuk bulat telur atau spiral, dan ikatan antarpori-porinya lebih kuat.
Densitas diukur dalam satuan kg/m3.
Rata-rata densitas kayu
yang ada adalah sekitar 320 - 720 kg/m3.
sumber : http://sains2day.blogspot.co.id/2014/09/sifat-bahan-pemanfaatannya-dlm.html